Penyuluh Pertanian dan Petani Milenial Ujung Tombak Indonesia Kuat

By Admin


nusakini.com - Disini di Kebun Percobaan Sungai Kakap walaupun dimiliki Kementerian Petanian tapi sepenuhnya untuk Kalbar. “Kami datang kesini untuk Kalbar” tegas Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi. 8/07/2019. BPTP hanya menegelola fasilitas ini sepenuhnya untuk para penyuluh untuk para petani milenial Kalbar. Tegas Prof Dedi.

Generasi Milenial adalah masa depan bangsa masa depan kita. Karena itu “Petani milenial harus cerdas, melek teknologi, melek ICT tahan banting dan yang tidak kalah penting memiliki entrepreneurship yang tinggi”. Kebun Percobaan Sungai Kakap ini adalah salah satu sarana tempat untuk menggembleng petani milenial Kalbar. Begitu pesan Kepala BPPSDMP Prof. Dedi Nursyamsi di depan para petani milenial yang sedang magang di kebun percobaan sungai kakap tersebut.

Selain itu Prof. Dedi juga mengingatkan pentingnya Penyuluh. Penyuluh itu ibarat ujung tombak. Ibarat perang yang paling terdepan itu infantri itulah penyuluh. Pernah lihat ujung tombak? Ujar Prof Dedi kepada para penyuluh yang hadir. Ujung tombak terbuat dari besi, logam, tonggaknya terbuat dari kayu. Dari segi warna logam mengkilat artinya penyuluh itu harus seperti logam. Keras nya harus lebih keras dari kayu, Mengkilatnya harus lebih mengkilat juga dari kayu. Ujung tombak harus lebih tajam dari gagang kayu yang terbuat dari tombak. 

Peneliti itu gagang tombak jadi tidak tajam tidak apa-apa. Pendidik, dosen, widyaiswara, itu gagang tombak, namun penyuluh itu ujung tombak. Penyuluh harus lebih tajam dari pada saya yang dari seorang peneliti. Penyuluh kesehariannya bertemu petani, ketemu milenial. Anda para penyuluh lah yang membangun semangat petani milenial untuk menanam, memupuk hingga mengetahui cara mengolah produk pangan bahkan packaging. Peran penyuluh itu luar biasa.

Karena itu ilmu, semangat, mental penyuluh harus luar biasa. Kalau pangan kuat negara pasti kuat. Tegas Prof Dedi. Tapi kalau pangannya lemah alias kekurangan pangan negara pasti lembek. Negara Uni Soviet karena paceklik saat itu tidak bisa produksi gandum akhirnya kelaparan, diikuti krisis pangan lalu krisis sosial politik, ekonomi sehingga akhirnya bubar. Sama kita juga, tegas Prof Dedi. Artinya NKRI harga mati kalau pangan kuat, maka NKRI kuat. Karena itu pangan juga harga mati karebna tidak ada pangan tidak ada NKRI. (prb)